Anak Demam Setelah Vaksin? Jangan Panik dan Lakukan Hal Ini!

Anak Demam Setelah Vaksin? Jangan Panik dan Lakukan Hal Ini!

Sejak adanya pandemi Covid-19, perlindungan diri terhadap berbagai macam virus harus semakin kuat. Oleh karenanya, semua orang dari berbagai kalangan dan umur dianjurkan untuk melakukan vaksinasi Covid-19, tidak terkecuali pada anak-anak.

Nah, biasanya akan muncul beberapa efek samping setelah menerima vaksinasi, seperti timbulnya rasa kantuk, meningkatnya nafsu makan, hingga demam. Wajar, kok kalau Bunda khawatir apabila anak mengalami berbagai efek samping vaksin, termasuk demam. Namun, usahakan untuk tidak panik, ya, Bun.

Yuk, simak beberapa hal berikut ini agar Bunda tahu bagaimana caranya mengatasi demam pada anak setelah menerima vaksinasi Covid-19!

Apakah anak juga wajib divaksinasi?

Perlu diketahui dulu bahwa vaksinasi Covid-19 tidak hanya diwajibkan bagi orang dewasa dan lansia, melainkan juga anak-anak. Hal ini dilakukan agar anak-anak bisa memiliki antibodi yang kuat dan terhindar dari wabah Covid-19. Lalu, berapakah usia anak yang boleh menerima vaksinasi?

Berdasarkan keterangan yang disampaikan dr. Ria Yoanita, Sp.A, vaksinasi Covid-19 boleh diterima oleh anak-anak berumur 6-18 tahun. Saat ini juga masih dilakukan penelitian terkait penerimaan vaksin pada anak di bawah usia enam tahun. Jadi, vaksinasi Covid-19 pada anak adalah hal yang wajib ya, Bun.

Apa yang harus disiapkan sebelum anak divaksin?

Ada beberapa hal penting yang harus Bunda siapkan ketika anak akan menerima vaksinasi. Persiapannya tidak ribet, kok, karena Bunda hanya harus memastikan bahwa anak sedang dalam kondisi sehat, ceria, dan aktif. Apabila sudah memenuhi kriteria tersebut, itu artinya anak siap untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.

Lalu, bagi Bunda yang memiliki anak dengan penyakit bawaan atau komorbid, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter langganan yang sudah mengetahui tentang penyakit tersebut. Nantinya dokter akan memberikan anjuran apakah si kecil aman menerima vaksinasi Covid-19 atau tidak.

Di samping itu, petugas vaksinasi juga akan melakukan pengecekan atau screening tepat sebelum proses vaksinasi Covid-19 dilakukan. Anak akan dicek suhu badan, tekanan darah, nadi, saturasi, laju nafas, dan kondisi kesehatannya sebelum mengikuti vaksinasi. Selain itu, para tenaga kesehatan juga akan menanyakan riwayat penyakit anak dan kapan terakhir kali si kecil menerima vaksin.

Kenali KIPI pada anak

Untuk mengurangi rasa khawatir terhadap efek samping yang dirasakan anak setelah vaksinasi, sebaiknya Bunda ketahui dahulu bagaimana KIPI pada anak. Apa itu KIPI? KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah seluruh kejadian yang diderita anak setelah imunisasi. Hal ini juga berlaku saat vaksinasi, Bun.

KIPI pada anak setelah mengikuti program vaksinasi Covid-19 umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan orang dewasa, bahkan lansia. Biasanya, anak-anak akan mengalami dua tipe KIPI, yaitu di sekitar area suntikan dan kejadian di keseluruhan sistem tubuh.

KIPI pada area suntikan umumnya akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan, sementara pada tubuh akan terdapat efek demam, pegal-pegal, hingga meningkatnya nafsu makan pada anak. Jika anak mengalami hal-hal tersebut setelah vaksinasi, itu berarti masih dalam tahap normal, ya, Bun. Jadi, tidak perlu takut ketika akan menerima vaksin Covid-19.

Cara meminimalisir efek samping vaksin pada anak

Berdasarkan penjelasan di atas, anak kemungkinan akan mengalami KIPI setelah ikuti vaksinasi apa pun (tidak selalu Covid-19), mulai dari nyeri, bengkak, pegal-pegal, hingga demam. Nah, lalu bagaimana cara meminimalisir efek samping tersebut?

Untuk mengurangi efek nyeri dan bengkak setelah vaksin, Bunda bisa mengompres area suntikan vaksin pada anak. Ini bisa dilakukan dengan cara menempelkan handuk basah pada area bekas suntikan vaksin. Namun, kalau si kecil justru jadi tidak nyaman dan rewel karena kebasahan, Bunda bisa menempelkan plester kompres multifungsi ByeBye-FEVER. 

Plester kompres multifungsi ByeBye-FEVER bisa digunakan untuk meredakan efek nyeri, bengkak, dan pegal-pegal setelah anak mengikuti vaksinasi Covid-19. Kemasannya yang praktis membuat Bunda tidak perlu repot dan takut anak jadi rewel karena kebasahan.

Cara menghadapi demam pada anak setelah divaksin

Seperti penjelasan sebelumnya, akan ada efek samping saat anak terima vaksinasi, termasuk naiknya suhu tubuh atau demam. Ini merupakan fenomena yang wajar karena tubuh sedang merespons vaksin berupa virus Covid-19 yang telah dimatikan.

Intinya, demam yang terjadi pada anak setelah mengikuti vaksinasi bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang membentuk imunitas baru. Namun, gejala yang timbul setelah vaksinasi juga bisa berbeda-beda karena respons tubuh manusia tidak bisa diprediksi.

Jika anak mengalami demam setelah menerima vaksin, Bunda bisa memberikan kompres pada area lipatan, seperti tengkuk, ketiak, atau lipatan paha si kecil, sebab di area itulah pembuluh darah besar berada.

Agar tidak perlu repot menyiapkan handuk dan air untuk mengompres si kecil, Bunda bisa gunakan plester kompres demam ByeBye-FEVER. Plester kompres demam ByeBye-FEVER bisa bantu turunkan demam si kecil hingga 3 derajat Celcius karena memiliki formula khusus di dalam hidrogel. Nah, hidrogel inilah yang mampu menyerap panas dan mengeluarkannya lewat pori-pori tubuh.

Jadi, efek nyeri dan demam setelah menerima vaksin adalah hal yang normal, ya, Bun. Tidak perlu ragu saat mengikuti program vaksinasi untuk anak dan jangan panik ketika anak mengalami beberapa KIPI. Gunakan saja plester kompres multifungsi ByeBye-FEVER yang mampu atasi demam, nyeri, bengkak, serta pegal-pegal setelah ikuti program vaksinasi anak.

Kumpulkan juga Poin Nyaman ByeBye-FEVER dengan cara menukarkan setruk pembelian ByeBye-FEVER, berbagi momen berkesan bersama si kecil melalui Cerita Bunda, serta follow akun Instagram dan Twitter BBF. Selanjutnya, tukarkan Poin Nyaman BBF untuk mendapatkan berbagai hadiah menarik dari ByeBye-FEVER!

KONTEN TERKAIT

Health

Waspada Hepatitis Akut Misterius, Berikut 5 Fakta Penting yang Perlu Bunda Tahu

Temuan penyakit baru menyerang anak-anak. Waspadai gejala hepatitis akut misterius pada anak. Simak penjelasan lebih lengkapnya di sini!

Mountain
Cloud Cloud Cloud Cloud
keyboard_arrow_down